Saturday, December 30, 2017

Seberapa Besar Pengaruh Desain Blog Bagi Kenyamanan Pembaca?

Desain blog/web dibagi menjadi dua, desain UI dan UX. Apa beda keduanya? Mari kita perjelas.

Seberapa Besar Pengaruh Desain Blog Bagi Kenyamanan Pembaca?

UI (User Interface)

Desain UI merupakan yang biasa Anda lihat pada sebuah halaman web. UI adalah layout, font, warna, dan sebagainya. Yang jelas, UI adalah bagaimana kemampuan sebuah halaman web memberi kesan yang WOW pada para pengunjungnya, terlebih untuk para unique visitor.

UX (User Experience)

Tak jauh beda dengan UI, UX adalah bagaimana perasaan Anda saat mengunjungi halaman web tersebut. Ya, UX berbicara mengenai emosi yang timbul saat melihat desain UI. Misalkan pada desain UI, para webmaster menambahkan ‘Recent Post’, sementara pada desain UX, yang ditampilkan adalah ‘What’s New’.
Contoh lain bila Anda melihat Sign Up page yang memiliki form-form yang memanjang kebawah, memiliki nilai UX yang rendah. Biasanya para desainer UX memilih untuk menggunakan beberapa halaman yang disinkron jadi satu dengan jquery menggunakan progress bar.

Dengan kata lain, desain UX yang baik adalah bagaimana menciptakan kesan yang WAH kepada para pengunjung sehingga mereka betah dan kembali lagi keesokan harinya.
(Lebih lengkap mengenai UI dan UX dibahas di Web Designer Depot)
Sekarang, mari kembali ke topik. Seberapa besar pengaruh desain blog terhadap kenyamanan pembaca?
Jawaban saya, tergantung. Tergantung apa?

1. Selera Pembaca

Bila saat ini Anda sedang tidak berselera dengan Bakso, maka sebanyak dan seenak apapun bakso itu, Anda memilih untuk tidak makan, bukan?
Itulah selera. Anda memiliki blog dengan background konten yang berwarna hitam, dengan tulisan putih. Jika saya jadi Anda, sesegera mungkin akan saya balikkan kedudukannya. Background putih, konten hitam. Kenapa? Karena desain putih cenderung netral ketimbang warna-warna lainnya.
Sebagai contoh saya sendiri, saat browsing mengenai suatu hal dan saya sampai pada blog dengan konten jenis itu (background hitam tulisan putih), maka saya tinggalkan dan segera mencari yang lain -kecuali dalam keadaan terpaksa. Kenapa? Saya menganggap konsep desain yang seperti itu dapat merusak mata, karena mau tidak mau kita memaksa mata untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
Ya, saya tidak selera dengan desain seperti itu.

2. Konsistensi

Membuat desain blog yang berbeda tiap artikel dengan layout yang sama seringkali membingungkan para pembaca. Hal ini diakibatkan karena muncul perasaan,
loh kok begini, tadi kan bukan seperti ini
Dan sebagainya.
Bagian header, dan footer seringkali sangat ramai dengan desain yang bermacam-macam. Karena menurut para webmaster sendiri, header merupakan bagian yang pertama kali dilihat oleh para pembaca, sehingga harus dibuat semenarik mungkin. Begitu juga dengan bagian footer yang menyimpan banyak informasi, link, dan kredit. Memberinya desain yang menarik pun menjadi suatu kewajiban.
Namun, header dan footer tak menjadi masalah. Yang seringkali dipermasalahkan ya background itu sendiri.
(Saran saya bila Anda tipe orang yang cenderung suka berkreasi dengan menambahkan background yang berbeda-beda, silahkan saja coba teknik blogazine. Layout yang selalu unik, background yang selalu stunning, membuat pembahasan topik menjadi lebih menyenangkan.)

3. Tingkat Pengalihan Perhatian

Pengalihan perhatian atau biasa disebut distraction sangat rentan terjadi pada para pembaca. Meminimalisir tingkat terjadinya pengalihan perhatian dari sebuah topik bisa jadi hal yang menarik untuk dilakukan. Karena pada dasarnya, pembaca akan merasa nyaman saat tak ada hal lain yang menghalangi mereka untuk benar-benar menguasai topik. Lalu bagaimana cara mengatasinya?
Saya memiliki beberapa tips yang mungkin bisa berguna bagi Anda:
  • Gunakan Sidebar yang relatif kecil, dan perbesar area konten
Hal ini akan memudahkan pembaca untuk lebih fokus ke area konten, karena biasanya bagian sidebar memiliki isi yang bermacam-macam. Mengurangi ukurannya berarti menjaga perhatian agar tetap tertuju ke arah konten.
  • Minimalisir penggunaan iklan, terutama yang berbasis flash
Apa tujuan pengiklan memasang iklan di blog Anda? Tentu agar produk mereka laku jual, benar?
Lalu bagaimana membuat agar iklan mereka berhasil membawa banyak penjualan? Tentu dengan membuatnya semenarik mungkin, bukan?
Itulah., monetisasi blog menggunakan iklan boleh-boleh saja, asalkan tidak sampai mengganggu kenyamanan para pengunjung dalam membaca konten untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Toh setelah mereka percaya pada Anda, Anda bisa dengan mudah mengubah jaringan itu menjadi uang, bukan?
Belum lagi iklan berbasis flash yang selain bisa menjadi pengalih perhatian paling dominan, juga menambah berat load blog Anda. So, pastikan Anda menyaring iklan-iklan yang masuk agar Anda tak menyesal di kemudian hari :D
——————
Artikel ini sebenarnya berdasarkan pengalaman buruk saya selama setahun ini, yang mana saya menyesalkan perbuatan saya tidak mengganti theme yang saya buat sendiri. Ya, bila Anda merupakan pembaca setia blog ini, mungkin Anda akan mengetahuinya.
Blog ini adalah blog pribadi saya, dimana tempat saya membagikan pengalaman-pengalaman saya selama saya online, juga terkadang sebagai tempat curhat maupun keluh kesah saya. Tapi sebagian besar artikel di blog ini membahas mengenai SEO, afiliasi, online marketing, dan beberapa kategori lain.
Pada waktu lalu, saya sempat terfikirkan untuk membuat theme saya sendiri. Dimulailah pekerjaan ini yang memakan waktu beberapa hari lamanya (saya menuliskan khusus disini). Setelah theme tersebut selesai dikerjakan, saya segera menginstal dan mengaktifkannya. Jujur sebuah kebanggaan saya menggunakan theme yang saya buat sendiri.
Berbulan-bulan lamanya saya menggunakan theme yang satu ini. Berbagai masalah pun datang, mulai dari visitor yang terus pada posisi stabil rendah, pelanggan RSS yang tak bertambah, pembaca yang mengirimi saya email mengenai eror di theme yang saya pakai, hingga Google Adsense yang tak pernah kunjung disetujui (tak digubris).
Sekarang saya baru sadar, theme yang dulu memang bukanlah yang sekarang. Dulu saya hanya memperhatikan dari segi UI nya saja. Desain yang menurut saya elegan itu saya pertahankan, dan berkali-kali saya perbaiki erornya. Tapi satu hal yang tidak saya perhatikan, adalah UX.
Desain saya tidak mobile-friendly, dan cenderung fixed width yang hanya bagus di layar saya saja. Bila di resize sedikit, maka akan muncul sebuah scroll. Hal inilah yang memungkinkan memberi kesan negatif di UX nya.
Tak hanya itu, berkali-kali para pembaca meminta saya untuk mengganti background hitam yang sengaja saya buat dominan disana. Kata mereka sih, merusak mata. Tapi (maaf) tidak saya gubris. Saya hanya terlalu percaya diri melihat theme buatan saya go live di blogosphere indonesia. Meski pada dasarnya load blognya sangat cepat, namun tak menutup kemungkinan saya mengalami berbagai masalah karena ini.
Selain itu saya juga tidak melakukan SEO On-page sehingga bisa dikatakan theme saya yang dulu bukanlah theme yang bisa dicerna baik oleh bot Google. Juga yang baru kemarin saya sadari, saya salah mengimplementasikan ID Feedburner yang saya sisipkan di newletter box tiap bawah postingan.
Mungkin inilah penyebab utama Email subscriber saya tak pernah bertambah. :(
Percaya atau tidak, saya sangat optimis theme kali ini bisa membawa dampak yang baik bagi saya. Pageviews dan visitor dengan bertahap pasti akan lebih menyukai desain yang sekarang karena memiliki nilai UI dan UX yang sangat bagus. Selain itu sangat SEO, ringan, dan tentunya responsif.

Artikel Terkait

1 komentar so far


EmoticonEmoticon